

Replay attack—dikenal juga sebagai retransmission atau reinjection attack—merupakan serangan siber canggih di mana pelaku jahat mencegat dan mengulangi transmisi data sah pada suatu jaringan. Teknik ini mengeksploitasi keaslian data asli yang biasanya dikirim oleh pengguna terotorisasi. Akibatnya, protokol keamanan jaringan akan memperlakukan serangan tersebut sebagai transmisi yang sah dan normal. Replay attack menjadi unik karena pesan yang dicegat dikirim ulang persis seperti aslinya, sehingga penyerang tidak perlu mendekripsi data, secara signifikan mengurangi kompleksitas teknis untuk menjalankan eksploitasi secara efektif.
Replay attack memiliki beragam aplikasi jahat. Penyerang dapat memanfaatkannya untuk memperoleh akses ke data jaringan yang aman dengan mengirimkan kredensial yang tampak valid. Mereka juga dapat menargetkan lembaga keuangan dengan menduplikasi transaksi, sehingga memungkinkan penarikan langsung secara curang dari rekening korban.
Penyerang tingkat lanjut kadang menggunakan teknik “cut-and-paste”, mengombinasikan segmen dari beberapa pesan terenkripsi lalu menyisipkan ciphertext hasilnya ke jaringan. Respons jaringan terhadap serangan ini dapat membuka informasi penting yang digunakan hacker untuk memperdalam kompromi sistem.
Meski demikian, replay attack memiliki batasan mendasar. Penyerang tidak dapat mengubah data yang dikirim tanpa terdeteksi dan ditolak oleh jaringan, sehingga efektivitasnya hanya terbatas pada pengulangan aksi di masa lalu. Karena itu, pertahanan terhadap replay attack umumnya lebih sederhana dibandingkan ancaman siber lainnya. Langkah dasar seperti menambahkan timestamp pada tiap transmisi bisa mencegah upaya replay sederhana. Server juga dapat melacak pesan berulang dan memblokirnya setelah jumlah pengulangan tertentu, sehingga membatasi frekuensi percobaan penyerang secara berurutan.
Replay attack tidak hanya terjadi pada cryptocurrency, tetapi sangat krusial dalam transaksi kripto dan ledger blockchain. Pentingnya replay attack di sini berkaitan erat dengan fakta bahwa blockchain sering mengalami perubahan protokol atau pembaruan yang disebut hard fork.
Dalam hard fork, ledger blockchain terbagi menjadi dua cabang: satu tetap memakai perangkat lunak asli, sementara yang lain menggunakan versi terbaru. Beberapa hard fork hanya memperbarui ledger dengan menjaga kesinambungan, namun ada juga yang menciptakan cryptocurrency baru yang independen. Sebagai contoh, salah satu hard fork besar memungkinkan cryptocurrency alternatif terpisah dari main ledger Bitcoin, sehingga lahir koin baru yang mandiri.
Ketika hard fork terjadi, replay attack berpotensi dimanfaatkan pada ledger blockchain. Transaksi yang diproses sebelum fork oleh pengguna dengan wallet valid juga akan valid di ledger baru. Artinya, seseorang yang menerima unit cryptocurrency dari pihak lain bisa berpindah ke ledger baru, menduplikasi transaksi secara curang, dan mentransfer unit yang sama untuk kedua kalinya. Penting untuk diperhatikan, pengguna yang bergabung dengan blockchain setelah hard fork tidak terkena risiko ini karena wallet mereka tidak memiliki riwayat transaksi yang sama di kedua ledger.
Walaupun replay attack menjadi risiko nyata bagi blockchain hasil hard fork, sebagian besar hard fork mengimplementasikan protokol keamanan khusus untuk mencegah eksploitasi. Solusi ini terbagi dalam dua kategori utama: strong replay protection dan opt-in replay protection.
Strong replay protection menambahkan penanda unik pada ledger baru hasil hard fork, sehingga transaksi di satu chain tidak berlaku di chain lain. Metode ini telah menjadi standar di fork blockchain, memastikan pemisahan yang jelas antara chain. Jika diterapkan, strong replay protection langsung aktif bersamaan dengan hard fork tanpa membutuhkan aksi manual dari pengguna.
Opt-in replay protection, sebaliknya, membutuhkan intervensi manual dari pengguna agar transaksi mereka tidak bisa direplay pada kedua chain. Pendekatan ini digunakan bila hard fork hanya bertujuan meng-update ledger utama dan bukan memisahkan cryptocurrency sepenuhnya.
Selain perlindungan di level ledger, pengguna individu juga dapat mengambil langkah tambahan. Coin deposit locking, misalnya, mencegah koin dipindahkan sampai ledger mencapai block height tertentu, sehingga replay attack yang menargetkan koin tersebut tidak akan divalidasi oleh jaringan. Namun, tidak semua wallet atau ledger mendukung fitur ini, sehingga penting untuk memastikan kemampuan keamanan platform yang digunakan.
Replay attack yang berhasil merupakan ancaman nyata dan serius bagi keamanan jaringan. Berbeda dengan kebanyakan serangan siber, replay attack tidak bergantung pada dekripsi data, sehingga kerap digunakan oleh pelaku kejahatan yang menghadapi standar enkripsi yang semakin tinggi. Blockchain, terutama saat mengalami hard fork yang memperbarui atau memisahkan ledger, sangat rentan terhadap ancaman ini.
Beruntung, solusi teknis yang kuat tersedia untuk melindungi dari replay attack. Strong replay protection secara khusus memastikan penyerang tidak bisa menduplikasi transaksi setelah hard fork. Dengan menggabungkan perlindungan protokol dan praktik terbaik pengguna, blockchain dapat memitigasi risiko replay attack secara signifikan.
Dalam cryptocurrency, replay attack terjadi jika transaksi yang valid diulang pada blockchain berbeda. Hal ini terjadi ketika dua chain berbagi riwayat transaksi yang sama dan pengguna mencoba menduplikasi operasi untuk mendapatkan manfaat tidak sah di kedua jaringan.
“Replay” diterjemahkan sebagai “repetición” dalam bahasa Spanyol. Dalam dunia blockchain, istilah ini merujuk pada replay attack di mana transaksi valid dijalankan berkali-kali pada chain terpisah.
Replay dalam cryptocurrency berarti mengulangi transaksi valid pada blok atau chain berbeda. Replay terjadi ketika tanda tangan kriptografi yang sama digunakan lagi, sehingga transaksi sah bisa dieksekusi berulang tanpa persetujuan tambahan.
“Replay” diterjemahkan sebagai “repetición” atau “reproducción” dalam bahasa Spanyol. Dalam cryptocurrency, istilah ini mengacu pada pengulangan transaksi atau peristiwa di blockchain.











