PayPal yang merupakan raksasa pembayaran memiliki basis pengguna puluhan juta, dan peluncuran PYUSD meskipun sesuai regulasi, tetap memiliki pangsa pasar yang terbatas. Apa sebenarnya alasan di balik ini? Kebijakan subsidi besar-besaran yang mempertahankan ekosistem yang lemah, membuat situasi sulit di antara keduanya.

Sebaliknya, pilihan Visa tampak jauh lebih cerdas—berkerja sama dengan USDC daripada membangun stablecoin sendiri. Logika di balik ini patut dipertimbangkan: entah Visa memiliki modal yang cukup tetapi enggan mendapatkan keuntungan dari situ (yang jelas tidak masuk akal), atau Visa secara rasional menilai bahwa biaya membangun stablecoin sendiri akan menempatkan mereka dalam posisi yang tidak bijaksana.

Pasar sebenarnya meremehkan tingkat kesulitan dalam menciptakan stablecoin baru. Dari pembangunan teknologi, sistem pengendalian risiko, penyesuaian regulasi, hingga dukungan ekosistem, setiap aspek memerlukan biaya nyata. Circle dengan keunggulan awal dan fondasi kepercayaan yang dibangun melalui USDC telah menciptakan hambatan kompetitif yang sulit ditiru. Ini bukan hanya masalah produk, tetapi juga kompetisi menyeluruh terkait pengakuan pasar, kedalaman likuiditas, dan kelengkapan ekosistem.

Penggabungan ekosistem pembayaran dan aset kripto sedang mengubah ulang peta permainan, tetapi dalam pertarungan ini, memilih untuk berkerja sama seringkali lebih menguji visi strategis daripada sekadar mengandalkan kekuatan sendiri.