Belakangan ini semua orang memantau data Federal Reserve dan inflasi, tetapi jangan abaikan satu titik pemicu yang lebih langsung——Bank of Japan.

Menurut prediksi, Bank of Japan akan menaikkan suku bunga pada 18 hingga 19 Desember. Langkah ini tampaknya biasa saja, tetapi sebenarnya setiap kali dilakukan akan memicu gelombang di pasar kripto. Dua kenaikan suku bunga sebelumnya adalah pelajaran berharga: setelah kenaikan Juli tahun lalu, Bitcoin turun 26%; Januari tahun ini, kenaikan lagi, dan turun lagi sebesar 25%.

Mengapa pengaruhnya begitu besar? Sederhananya, ini adalah balasan dari perdagangan arbitrase. Banyak investor meminjam yen untuk melakukan alokasi aset berisiko, dan ketika suku bunga naik, perhitungannya menjadi tidak menguntungkan. Mereka mulai menutup posisi, menjual, dan melunasi pinjaman yen terlebih dahulu. Efek penjualan ini secara instan akan mempengaruhi saham dan aset kripto.

Dalam jangka pendek, mungkin akan terlihat gelombang fluktuasi harga yang jelas. Tapi ada logika menarik di balik ini: ukuran ekonomi Jepang ada di sana, GDP sedang menyusut, pemerintah baru saja menggelontorkan stimulus sebesar 17 triliun yen untuk menjaga likuiditas. Bank sentral tidak bisa keras-keras lagi, kebijakan akhirnya harus berbalik. Saat ini, ekonomi utama dunia sedang melonggarkan kebijakan, ini memberi ruang untuk pemulihan jangka panjang.

Setelah gelombang ketidakpastian, beberapa pelaku lemah akan keluar, tekanan jual akan secara bertahap teratasi. Setelah pasar membangun fondasi baru, situasi tahun 2026 mungkin akan menjadi lebih jelas. Rasa sakit jangka pendek, peluang jangka panjang—itulah iramanya.