Pembuat film terkenal Bruce Straley, yang dikenal karena The Last of Us, telah mengambil sikap tegas terhadap alat AI generatif dalam karya kreatifnya. Bahkan jika teknologi menghasilkan hasil yang "menarik", dia menolak untuk mengadopsinya.
Kritik Straley lebih dalam dari sekadar skeptisisme permukaan. Dia menggambarkan AI generatif sebagai "ular yang memakan ekornya sendiri," menyoroti keterbatasan mendasar: teknologi ini tidak memiliki pertumbuhan yang nyata dan pemikiran independen. Alih-alih menciptakan, ia hanya mengkonsumsi data dan pola yang sudah ada.
Perspektif ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas dalam industri kreatif tentang keberlanjutan AI di bidang seni. Alih-alih melengkapi kreativitas manusia, alat generatif berisiko menjadi sistem ekstraktif yang kanibalisasi konten yang dihasilkan manusia tanpa memberikan pemikiran asli ke dalam ekosistem.
Bagi pencipta yang membangun di Web3 dan ruang digital, posisi Straley menegaskan prinsip penting—keaslian dan penciptaan yang tulus masih penting.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
8
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MeaninglessApe
· 22jam yang lalu
Seniman benar, AI sekeren apa pun tidak bisa mengubah esensi plagiarisme, jangan tertipu oleh pencipta Web3
Lihat AsliBalas0
DegenDreamer
· 12-19 19:46
Metafora ular memakan ekornya sendiri sangat brilian, AI sebenarnya sedang memakan modalnya sendiri... Tidak ada kreativitas sejati, hanya mesin pengulang, tidak salah lagi
Lihat AsliBalas0
MindsetExpander
· 12-19 16:24
Perumpamaan ular yang memakan ekornya sendiri ini sangat tepat, AI seperti menggigit tulang orang-orang sebelumnya, sama sekali tidak bisa menghasilkan hal baru
Lihat AsliBalas0
LiquidationWatcher
· 12-19 08:51
ngl straley benar, AI adalah pencurian kreativitas ala vampir, suatu saat pasti akan mengalami kegagalan
Lihat AsliBalas0
DaoGovernanceOfficer
· 12-18 01:54
lihat, straley benar tetapi secara empiris industri AI sebenarnya tidak peduli dengan perbedaan ini. data menunjukkan kita sudah melewati titik di mana ekstraksi menjadi struktur insentif default. ini hanya pertunjukan desentralisasi untuk bidang kreatif saat ini.
Lihat AsliBalas0
FlashLoanPrince
· 12-18 01:53
ngl Bruce mengatakan dengan sangat baik, AI hanyalah mesin pengulangan besar, tidak peduli seberapa banyak dioptimalkan, tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang benar-benar asli
Lihat AsliBalas0
MetaverseHomeless
· 12-18 01:46
Nah, orang ini benar banget, gambar AI bergantung pada memanfaatkan stok yang ada, sama sekali tidak bisa menciptakan hal baru... Kreator yang benar-benar punya selera semuanya punya sikap seperti ini
Lihat AsliBalas0
LiquidatedAgain
· 12-18 01:25
Sekali lagi AI melakukan likuidasi, bagus sekali Straley, ini seperti ular yang memakan ekornya sendiri, akhirnya rasio jaminan meledak dan tidak tersisa apa-apa
Pembuat film terkenal Bruce Straley, yang dikenal karena The Last of Us, telah mengambil sikap tegas terhadap alat AI generatif dalam karya kreatifnya. Bahkan jika teknologi menghasilkan hasil yang "menarik", dia menolak untuk mengadopsinya.
Kritik Straley lebih dalam dari sekadar skeptisisme permukaan. Dia menggambarkan AI generatif sebagai "ular yang memakan ekornya sendiri," menyoroti keterbatasan mendasar: teknologi ini tidak memiliki pertumbuhan yang nyata dan pemikiran independen. Alih-alih menciptakan, ia hanya mengkonsumsi data dan pola yang sudah ada.
Perspektif ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas dalam industri kreatif tentang keberlanjutan AI di bidang seni. Alih-alih melengkapi kreativitas manusia, alat generatif berisiko menjadi sistem ekstraktif yang kanibalisasi konten yang dihasilkan manusia tanpa memberikan pemikiran asli ke dalam ekosistem.
Bagi pencipta yang membangun di Web3 dan ruang digital, posisi Straley menegaskan prinsip penting—keaslian dan penciptaan yang tulus masih penting.