Tadi pagi, saya menerima pesan darurat yang membuat hati saya tersentuh: “Bro, dompet saya tiba-tiba muncul token yang menunjukkan harga lebih dari 5 miliar rupiah. Saya pikir ini keberuntungan, jadi saya buru-buru jual, baru saja menandatangani hak akses, kurang dari 10 menit kemudian, seluruh aset yang saya kumpulkan selama 3 tahun hilang begitu saja…”
Ini bukan kasus yang jarang terjadi. Hanya dalam setengah bulan terakhir, saya telah menangani lebih dari 8 kasus kehilangan seluruh aset dengan skenario yang hampir sama. Di balik itu adalah kembalinya dan evolusi berbahaya dari trik ‘phishing token’ – sebuah jebakan yang dirancang khusus untuk “menggigit” pemula di pasar crypto.
Banyak orang berpikir: “Trik ini sudah lama, siapa yang masih tertipu?” Tapi justru sikap meremehkan ini yang menjadi alasan banyak orang terus menjadi korban.
Dari 2017 Hingga 2025: Perjalanan “Evolusi” Token Penipuan
Fase Awal (2017 – 2018): Penipuan Sederhana Tapi Efektif
Sejak awal pasar crypto muncul, bentuk penipuan ini sudah ada. Saat itu, cara kerja hacker cukup “kasar”:
Mengeluarkan token sampah yang mereka kendalikanAirdrop massal ke dompet acakToken menunjukkan nilai sangat tinggi di dompet
Pemula yang melihat “uang jatuh dari langit” secara refleks langsung menjual untuk ambil keuntungan. Tapi untuk menjual, dompet harus memberi izin (approve) ke kontrak pintar token tersebut. Dan klik ini adalah momen takdir.
👉 Setelah menandatangani izin, hacker bisa menarik seluruh aset asli di dompet (BTC, ETH, BNB, USDT…), sementara token “harga tinggi” itu tidak bisa diperdagangkan di bursa terpercaya mana pun. Saat pengguna sadar, dompet sudah kosong.
Fase Pendinginan (2019 – 2022): Dompet Mulai Peringatkan
Melihat risiko, dompet besar seperti MetaMask, Trust Wallet… menambahkan:
Fitur menyembunyikan token mencurigakanPeringatan merah saat berinteraksi dengan kontrak berisiko
Dengan begitu, jenis penipuan ini sementara mereda.
Fase Saat Ini (2024 – 2025): Lebih Berbahaya dari Sebelumnya
Namun, belakangan hacker meningkatkan teknik kontrak pintar:
Token penipuan tampil seperti token biasaTidak lagi ada peringatan merah yang jelasMalah memberi kesan “bisa diperdagangkan”
Tidak hanya pemula, banyak pemain lama juga sudah terjebak.
Hakikat dari jebakan: “Otorisasi = Memberikan Kunci Dompet”
Inti dari seluruh trik ini terletak pada satu tindakan: Approve.
Anda tidak menjual tokenAnda tidak melakukan swap tokenAnda hanya memberi izin ke kontrak
Tapi dengan izin itu, hacker bisa:
Menarik bersih token bernilai asliMelakukan transaksi atas nama AndaMembuat Anda tidak sempat bereaksi
👉 Token yang menunjukkan nilai tinggi hanyalah umpan, bukan aset nyata.
3 “Prinsip Jaga Jaringan” yang Saya Ingin Pemula Pahami
Setelah bertahun-tahun di pasar dan menyaksikan terlalu banyak kasus menyedihkan, saya merangkum 3 prinsip bertahan hidup berikut:
Token Asing = Bom Waktu → Jangan Sentuh Sama Sekali
Setiap token yang:
Tiba-tiba muncul di dompetAnda tidak ikut airdropTidak ingat pernah berinteraksi
👉 Abaikan, sembunyikan, jangan klik, jangan penasaran.
Airdrop resmi selalu memiliki pengumuman terbuka, panduan yang jelas, tidak pernah “diam-diam dikirim ke dompet”.
Otorisasi Sama Dengan Memberikan Kunci Dompet
Sebelum menandatangani izin apa pun, tanyakan sendiri:
Token ini diterbitkan oleh siapa?Ada website, Twitter, komunitas resmi tidak?Batas otorisasi apa?
Jika tidak bisa dijawab → jangan tanda tangan.
Ingat baik-baik: Tidak menandatangani berarti tidak kehilangan uang.
Periksa Kontrak & Tanyakan kepada yang Berpengalaman
Saat ragu:
Cek kontrak di blockchain explorerLihat riwayat transaksi apakah ada tanda-tanda anehTanya di komunitas terpercaya, grup dengan pemain lama
Dalam crypto:
“Tidak tahu tanya” selalu lebih aman daripada “percaya diri buta”.
Pesan Penutup dari Pengalaman Nyata
Saya telah menyaksikan terlalu banyak orang kehilangan semuanya hanya karena:
Terburu-buru mencari keuntungan cepatTakut kehilanganKesimpulan dari “keberuntungan tak terduga”
Tapi kenyataannya adalah:
👉 Pasar crypto tidak kekurangan peluang, hanya kekurangan orang yang mampu menjaga modal.
Hal-hal yang terlihat “paling gampang” seringkali adalah jebakan paling berbahaya. Jika Anda pemula, ingatlah: Bertahan lama lebih penting daripada cepat kaya. Menjaga aset, Anda memiliki peluang untuk terus maju.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
"Uang dari Langit Turun" Dalam Crypto: Jerat yang Membuat Pemula Kehabisan Hanya Dalam Sekejap Klik
Tadi pagi, saya menerima pesan darurat yang membuat hati saya tersentuh: “Bro, dompet saya tiba-tiba muncul token yang menunjukkan harga lebih dari 5 miliar rupiah. Saya pikir ini keberuntungan, jadi saya buru-buru jual, baru saja menandatangani hak akses, kurang dari 10 menit kemudian, seluruh aset yang saya kumpulkan selama 3 tahun hilang begitu saja…” Ini bukan kasus yang jarang terjadi. Hanya dalam setengah bulan terakhir, saya telah menangani lebih dari 8 kasus kehilangan seluruh aset dengan skenario yang hampir sama. Di balik itu adalah kembalinya dan evolusi berbahaya dari trik ‘phishing token’ – sebuah jebakan yang dirancang khusus untuk “menggigit” pemula di pasar crypto. Banyak orang berpikir: “Trik ini sudah lama, siapa yang masih tertipu?” Tapi justru sikap meremehkan ini yang menjadi alasan banyak orang terus menjadi korban. Dari 2017 Hingga 2025: Perjalanan “Evolusi” Token Penipuan Fase Awal (2017 – 2018): Penipuan Sederhana Tapi Efektif Sejak awal pasar crypto muncul, bentuk penipuan ini sudah ada. Saat itu, cara kerja hacker cukup “kasar”: Mengeluarkan token sampah yang mereka kendalikanAirdrop massal ke dompet acakToken menunjukkan nilai sangat tinggi di dompet Pemula yang melihat “uang jatuh dari langit” secara refleks langsung menjual untuk ambil keuntungan. Tapi untuk menjual, dompet harus memberi izin (approve) ke kontrak pintar token tersebut. Dan klik ini adalah momen takdir. 👉 Setelah menandatangani izin, hacker bisa menarik seluruh aset asli di dompet (BTC, ETH, BNB, USDT…), sementara token “harga tinggi” itu tidak bisa diperdagangkan di bursa terpercaya mana pun. Saat pengguna sadar, dompet sudah kosong. Fase Pendinginan (2019 – 2022): Dompet Mulai Peringatkan Melihat risiko, dompet besar seperti MetaMask, Trust Wallet… menambahkan: Fitur menyembunyikan token mencurigakanPeringatan merah saat berinteraksi dengan kontrak berisiko Dengan begitu, jenis penipuan ini sementara mereda. Fase Saat Ini (2024 – 2025): Lebih Berbahaya dari Sebelumnya Namun, belakangan hacker meningkatkan teknik kontrak pintar: Token penipuan tampil seperti token biasaTidak lagi ada peringatan merah yang jelasMalah memberi kesan “bisa diperdagangkan” Tidak hanya pemula, banyak pemain lama juga sudah terjebak. Hakikat dari jebakan: “Otorisasi = Memberikan Kunci Dompet” Inti dari seluruh trik ini terletak pada satu tindakan: Approve. Anda tidak menjual tokenAnda tidak melakukan swap tokenAnda hanya memberi izin ke kontrak Tapi dengan izin itu, hacker bisa: Menarik bersih token bernilai asliMelakukan transaksi atas nama AndaMembuat Anda tidak sempat bereaksi 👉 Token yang menunjukkan nilai tinggi hanyalah umpan, bukan aset nyata. 3 “Prinsip Jaga Jaringan” yang Saya Ingin Pemula Pahami Setelah bertahun-tahun di pasar dan menyaksikan terlalu banyak kasus menyedihkan, saya merangkum 3 prinsip bertahan hidup berikut: