Bank of Japan baru saja mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin, sehingga suku bunga mencapai level tertinggi dalam 30 tahun. Langkah ini agak unik—ketika bank sentral di seluruh dunia melonggarkan kebijakan, Jepang justru melakukan sebaliknya.
Data ringkas: CPI inti telah melampaui target 2% selama 44 bulan berturut-turut, dalam negosiasi upah musim semi, perusahaan berjanji akan meningkatkan upah lebih dari 5%, dan pasar memperkirakan lebih dari 90% kemungkinan kenaikan suku bunga. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa Jepang memang menghadapi tekanan inflasi.
Yang menarik, setelah pengumuman kenaikan suku bunga, saham Jepang tidak mengalami penurunan besar, malah pasar saham Asia umumnya menguat. Respon ini menunjukkan bahwa pasar sudah mulai mencerna ekspektasi tersebut, bahkan mungkin menilai ulang daya tarik aset Asia. Wall Street pun memantau dengan ketat langkah Jepang selanjutnya.
Langkah ini berpotensi memicu beberapa reaksi berantai. Pertama, era yen murah mungkin perlahan berakhir, dan perdagangan yen dengan imbal hasil tinggi yang dulu populer mulai surut. Kedua, tekanan depresiasi terhadap mata uang Asia lainnya mungkin berkurang. Terakhir, pola likuiditas global menghadapi kemungkinan rekonsolidasi—baik negara-negara akan mengikuti tren pengetatan kebijakan, atau dana akan dialihkan kembali antara Asia dan wilayah lain.
Namun, jangan abaikan satu detail: Gubernur BOJ secara tegas menyatakan bahwa mereka "tidak akan melakukan kenaikan suku bunga secara berkelanjutan." Ini menunjukkan bahwa sikap Jepang cukup berhati-hati, dan kenaikan suku bunga kali ini lebih sebagai sinyal yang tepat, bukan awal dari siklus kenaikan suku bunga yang berkelanjutan.
Saat ini, fokus utama terbagi ke dua arah. Pertama, data upah riil dari negosiasi musim semi tahun depan—jika kenaikan terus tinggi, Jepang mungkin terpaksa kembali menaikkan suku bunga. Kedua, tren Federal Reserve—jika The Fed juga mulai mempertimbangkan pengetatan, maka titik balik likuiditas global benar-benar akan tiba.
Menurutmu, bagaimana? Apakah ini strategi awal yang cerdas atau justru berisiko? Ke mana dana akan mengalir selanjutnya?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ShitcoinArbitrageur
· 7jam yang lalu
Pengaturan tidak menaikkan suku bunga secara terus-menerus oleh Bank Sentral Jepang ini, sepertinya hanya memberikan jalan keluar untuk diri sendiri, sedikit lucu.
Lihat AsliBalas0
PonziWhisperer
· 12-19 12:38
Yen Jepang ini bermain agak licik, mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga secara berkelanjutan hanyalah memberi tahu pasar bahwa "saya memiliki kendali", tetapi para trader arbitrase harus berhati-hati, hari-hari yen murah memang hampir berakhir.
Lihat AsliBalas0
DeFiCaffeinator
· 12-19 12:32
Arbitrase Yen Jepang itu benar-benar berakhir, hari-hari mendapatkan keuntungan tanpa usaha sebelumnya tidak bisa kembali lagi
Bank of Japan baru saja mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin, sehingga suku bunga mencapai level tertinggi dalam 30 tahun. Langkah ini agak unik—ketika bank sentral di seluruh dunia melonggarkan kebijakan, Jepang justru melakukan sebaliknya.
Data ringkas: CPI inti telah melampaui target 2% selama 44 bulan berturut-turut, dalam negosiasi upah musim semi, perusahaan berjanji akan meningkatkan upah lebih dari 5%, dan pasar memperkirakan lebih dari 90% kemungkinan kenaikan suku bunga. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa Jepang memang menghadapi tekanan inflasi.
Yang menarik, setelah pengumuman kenaikan suku bunga, saham Jepang tidak mengalami penurunan besar, malah pasar saham Asia umumnya menguat. Respon ini menunjukkan bahwa pasar sudah mulai mencerna ekspektasi tersebut, bahkan mungkin menilai ulang daya tarik aset Asia. Wall Street pun memantau dengan ketat langkah Jepang selanjutnya.
Langkah ini berpotensi memicu beberapa reaksi berantai. Pertama, era yen murah mungkin perlahan berakhir, dan perdagangan yen dengan imbal hasil tinggi yang dulu populer mulai surut. Kedua, tekanan depresiasi terhadap mata uang Asia lainnya mungkin berkurang. Terakhir, pola likuiditas global menghadapi kemungkinan rekonsolidasi—baik negara-negara akan mengikuti tren pengetatan kebijakan, atau dana akan dialihkan kembali antara Asia dan wilayah lain.
Namun, jangan abaikan satu detail: Gubernur BOJ secara tegas menyatakan bahwa mereka "tidak akan melakukan kenaikan suku bunga secara berkelanjutan." Ini menunjukkan bahwa sikap Jepang cukup berhati-hati, dan kenaikan suku bunga kali ini lebih sebagai sinyal yang tepat, bukan awal dari siklus kenaikan suku bunga yang berkelanjutan.
Saat ini, fokus utama terbagi ke dua arah. Pertama, data upah riil dari negosiasi musim semi tahun depan—jika kenaikan terus tinggi, Jepang mungkin terpaksa kembali menaikkan suku bunga. Kedua, tren Federal Reserve—jika The Fed juga mulai mempertimbangkan pengetatan, maka titik balik likuiditas global benar-benar akan tiba.
Menurutmu, bagaimana? Apakah ini strategi awal yang cerdas atau justru berisiko? Ke mana dana akan mengalir selanjutnya?