Kepercayaan global terhadap emas meningkat, mengapa teknologi trading membuat investasi lebih mudah
Para analis keuangan global sepakat dalam satu hal: emas akan terus naik. Bukan karena tebak-tebakan atau harapan, tetapi dari analisis mendalam terhadap faktor-faktor fundamental. Hal yang memicu ketertarikan terhadap isu ini adalah karena harga emas XAUUSD baru saja menembus level psikologis penting dan masih memiliki momentum berkelanjutan.
Harga terbaru: angka yang berbicara semuanya
Pada akhir tahun 2568, emas mencatat rekor baru berulang kali pada tanggal 20 Oktober, harga emas dunia mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di 4.181 dolar per ons. Dibandingkan awal tahun di 3.000 dolar, ini berarti peningkatan nilai lebih dari 66% dalam waktu hanya 7 bulan.
Kecepatan kenaikan nilai ini berbeda dari pergerakan emas sebelumnya yang membutuhkan waktu 14 bulan untuk beranjak dari 2.000 ke 3.000 dolar. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kekuatan beli dari pasar sedang masuk secara aktif.
Untuk Indonesia, harga emas batangan 96.5% telah melampaui target awal di 55.000 rupiah, dan baru saja menembus di atas 62.000 rupiah per gram emas. Lembaga keuangan lokal pun menyesuaikan pandangan mereka dari sebelumnya ke outlook yang lebih tinggi mengikuti tren ini.
Sinyal dari Wall Street: kepercayaan tertinggi
Goldman Sachs berada dalam outlook positif. Bank investasi ini menaikkan target harga emas menjadi 4.900 dolar per ons untuk akhir tahun 2569, menunjukkan bahwa masih ada potensi sekitar 700 dolar dari harga tertinggi saat ini.
Analis Lina Thomas dari Goldman Sachs menyatakan bahwa faktor utama adalah permintaan dari bank sentral dan arus masuk ke dana ETF emas yang berusaha menghindari risiko mata uang.
UBS juga memiliki pandangan yang sama. Lembaga keuangan Swiss ini tetap melihat harga mampu bertahan di atas 3.500 dolar. Faktor ini berasal dari tren akumulasi data dari bank sentral di seluruh dunia.
Berdasarkan pandangan lembaga-lembaga ini, harga emas Indonesia jika dikonversi ke dalam rupiah diperkirakan akan mencapai 75.000 - 80.000 rupiah per gram emas pada tahun 2569.
Empat faktor yang membuka jalan bagi emas
1. Ketegangan perdagangan yang besar
Situasi antara AS dan China terus berlanjut, dengan pengumuman tarif impor hingga 100%, yang akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi global. Dalam situasi seperti ini, investor cenderung beralih ke emas sebagai “safe haven” atau tempat berlindung dari risiko.
2. Siklus suku bunga yang menurun
Federal Reserve (Fed) telah mulai menurunkan suku bunga, dengan apresiasi terhadap penurunan 0.25% pada bulan September. Pasar kembali memperkirakan penurunan lebih lanjut di bulan-bulan berikutnya. Ketika suku bunga turun, biaya memegang emas (yang tidak memberikan hasil) menjadi lebih rendah.
3. Permintaan akumulasi dari kekuatan pusat
Bank sentral di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, membeli emas bersih lebih dari 1.000 ton per tahun selama 3 tahun berturut-turut. Tren ini berasal dari upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS (De-dollarization), yang menjadi motivasi utama setelah kejadian pembekuan dana Rusia.
4. Kelompok BRICS dan reformasi sistem keuangan
Rumor tentang penerbitan mata uang digital yang didukung emas, menunjukkan bahwa negara-negara ini sedang melepaskan diri dari ketergantungan terhadap dolar. Manusia saat ini memiliki kebutuhan akan emas sebagai alat menjaga nilai.
Risiko yang mungkin menunggu: apa saja yang bisa membuat emas berbalik arah
Meskipun tren besar cenderung naik, jika terjadi perubahan situasi, harga emas bisa berbalik.
Kabar baik dari negosiasi tarif: Jika AS dan China menandatangani kesepakatan, ketegangan berkurang, emas mungkin kehilangan dorongan dari “safe haven”.
Penjualan keuntungan setelah kenaikan tajam: Periode 8 minggu lonjakan harga bisa berakhir dengan aksi jual untuk koreksi.
Dolar menguat: Jika ekonomi AS lebih kuat dari perkiraan, Fed menunda penurunan suku bunga, harga emas akan terpengaruh.
Alat untuk mengikuti pergerakan
Sinyal Overbought
Indeks RSI emas berada di zona yang menunjukkan overbought, tetapi dalam tren naik, ini bukan sinyal peringatan pasti.
Melakukan rekor berkali-kali
Harga emas mencapai titik tertinggi baru sebanyak 40 kali dalam satu tahun, menunjukkan adanya kekuatan beli yang besar di pasar.
Analisis level Fibonacci
Menggunakan alat ini membantu memantau level support dan resistance penting saat harga melakukan koreksi.
Panduan trading saat ini
Hindari membeli saat harga turun ke support
Biarkan harga beristirahat sementara di 3.859 - 3.782 dolar, lalu masuk posisi beli dengan stop loss di 3.750 dolar.
Manfaatkan momen rebound
Ketika harga menguji support di 4.000 dolar lagi, sinyal candlestick positif menjadi peluang masuk posisi.
Gunakan level Fibonacci
Tarik garis dari titik terendah 3.500 ke titik tertinggi 4.059 dolar, lalu cari level 38.2% dan 61.8% untuk masuk posisi.
Kesimpulan: Apakah emas akan turun? Jawaban utamanya belum pasti, tetapi tren utama menunjukkan kenaikan
Mengatakan apakah emas akan turun sangat bergantung pada faktor geopolitik dan politik. Namun, banyak sinyal positif termasuk prediksi dari Goldman Sachs (4.900 dolar) dan lembaga lain tetap menunjukkan tren naik.
Untuk Indonesia, ini berarti peluang mencapai 75.000 - 80.000 rupiah per gram emas di masa depan. Masalah utama dalam berinvestasi adalah meskipun tren menunjukkan kenaikan, jarak tempuhnya bisa mengalami koreksi dan volatilitas. Strategi yang bijak adalah membeli secara bertahap, bukan membeli dalam jumlah besar sekaligus, dan bersabar menunggu harga kembali ke support sebelum menambah posisi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Emas Masih Memiliki Potensi: Analisis Target Harga dari Institusi Keuangan Terkemuka dan Faktor Pendukung di Tahun 2568-2569
Kepercayaan global terhadap emas meningkat, mengapa teknologi trading membuat investasi lebih mudah
Para analis keuangan global sepakat dalam satu hal: emas akan terus naik. Bukan karena tebak-tebakan atau harapan, tetapi dari analisis mendalam terhadap faktor-faktor fundamental. Hal yang memicu ketertarikan terhadap isu ini adalah karena harga emas XAUUSD baru saja menembus level psikologis penting dan masih memiliki momentum berkelanjutan.
Harga terbaru: angka yang berbicara semuanya
Pada akhir tahun 2568, emas mencatat rekor baru berulang kali pada tanggal 20 Oktober, harga emas dunia mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di 4.181 dolar per ons. Dibandingkan awal tahun di 3.000 dolar, ini berarti peningkatan nilai lebih dari 66% dalam waktu hanya 7 bulan.
Kecepatan kenaikan nilai ini berbeda dari pergerakan emas sebelumnya yang membutuhkan waktu 14 bulan untuk beranjak dari 2.000 ke 3.000 dolar. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kekuatan beli dari pasar sedang masuk secara aktif.
Untuk Indonesia, harga emas batangan 96.5% telah melampaui target awal di 55.000 rupiah, dan baru saja menembus di atas 62.000 rupiah per gram emas. Lembaga keuangan lokal pun menyesuaikan pandangan mereka dari sebelumnya ke outlook yang lebih tinggi mengikuti tren ini.
Sinyal dari Wall Street: kepercayaan tertinggi
Goldman Sachs berada dalam outlook positif. Bank investasi ini menaikkan target harga emas menjadi 4.900 dolar per ons untuk akhir tahun 2569, menunjukkan bahwa masih ada potensi sekitar 700 dolar dari harga tertinggi saat ini.
Analis Lina Thomas dari Goldman Sachs menyatakan bahwa faktor utama adalah permintaan dari bank sentral dan arus masuk ke dana ETF emas yang berusaha menghindari risiko mata uang.
UBS juga memiliki pandangan yang sama. Lembaga keuangan Swiss ini tetap melihat harga mampu bertahan di atas 3.500 dolar. Faktor ini berasal dari tren akumulasi data dari bank sentral di seluruh dunia.
Berdasarkan pandangan lembaga-lembaga ini, harga emas Indonesia jika dikonversi ke dalam rupiah diperkirakan akan mencapai 75.000 - 80.000 rupiah per gram emas pada tahun 2569.
Empat faktor yang membuka jalan bagi emas
1. Ketegangan perdagangan yang besar
Situasi antara AS dan China terus berlanjut, dengan pengumuman tarif impor hingga 100%, yang akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi global. Dalam situasi seperti ini, investor cenderung beralih ke emas sebagai “safe haven” atau tempat berlindung dari risiko.
2. Siklus suku bunga yang menurun
Federal Reserve (Fed) telah mulai menurunkan suku bunga, dengan apresiasi terhadap penurunan 0.25% pada bulan September. Pasar kembali memperkirakan penurunan lebih lanjut di bulan-bulan berikutnya. Ketika suku bunga turun, biaya memegang emas (yang tidak memberikan hasil) menjadi lebih rendah.
3. Permintaan akumulasi dari kekuatan pusat
Bank sentral di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, membeli emas bersih lebih dari 1.000 ton per tahun selama 3 tahun berturut-turut. Tren ini berasal dari upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS (De-dollarization), yang menjadi motivasi utama setelah kejadian pembekuan dana Rusia.
4. Kelompok BRICS dan reformasi sistem keuangan
Rumor tentang penerbitan mata uang digital yang didukung emas, menunjukkan bahwa negara-negara ini sedang melepaskan diri dari ketergantungan terhadap dolar. Manusia saat ini memiliki kebutuhan akan emas sebagai alat menjaga nilai.
Risiko yang mungkin menunggu: apa saja yang bisa membuat emas berbalik arah
Meskipun tren besar cenderung naik, jika terjadi perubahan situasi, harga emas bisa berbalik.
Alat untuk mengikuti pergerakan
Sinyal Overbought
Indeks RSI emas berada di zona yang menunjukkan overbought, tetapi dalam tren naik, ini bukan sinyal peringatan pasti.
Melakukan rekor berkali-kali
Harga emas mencapai titik tertinggi baru sebanyak 40 kali dalam satu tahun, menunjukkan adanya kekuatan beli yang besar di pasar.
Analisis level Fibonacci
Menggunakan alat ini membantu memantau level support dan resistance penting saat harga melakukan koreksi.
Panduan trading saat ini
Hindari membeli saat harga turun ke support
Biarkan harga beristirahat sementara di 3.859 - 3.782 dolar, lalu masuk posisi beli dengan stop loss di 3.750 dolar.
Manfaatkan momen rebound
Ketika harga menguji support di 4.000 dolar lagi, sinyal candlestick positif menjadi peluang masuk posisi.
Gunakan level Fibonacci
Tarik garis dari titik terendah 3.500 ke titik tertinggi 4.059 dolar, lalu cari level 38.2% dan 61.8% untuk masuk posisi.
Kesimpulan: Apakah emas akan turun? Jawaban utamanya belum pasti, tetapi tren utama menunjukkan kenaikan
Mengatakan apakah emas akan turun sangat bergantung pada faktor geopolitik dan politik. Namun, banyak sinyal positif termasuk prediksi dari Goldman Sachs (4.900 dolar) dan lembaga lain tetap menunjukkan tren naik.
Untuk Indonesia, ini berarti peluang mencapai 75.000 - 80.000 rupiah per gram emas di masa depan. Masalah utama dalam berinvestasi adalah meskipun tren menunjukkan kenaikan, jarak tempuhnya bisa mengalami koreksi dan volatilitas. Strategi yang bijak adalah membeli secara bertahap, bukan membeli dalam jumlah besar sekaligus, dan bersabar menunggu harga kembali ke support sebelum menambah posisi.