Global pasar keuangan berubah dengan cepat, melakukan short dari strategi investasi yang dulu minoritas secara perlahan menjadi topik utama. Tetapi banyak investor short sering kali tanpa diduga mengalami tekanan short squeeze saat meraih keuntungan, dari awalnya mendapatkan uang menjadi kerugian besar dalam sekejap. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi?
Esensi dari Short Squeeze: Mimpi buruk dipaksa membeli dengan harga tinggi
Short Squeeze sebenarnya logikanya sangat sederhana: ketika investor short yakin bahwa suatu aset akan turun dan meminjam saham untuk menjualnya, tetapi harga saham justru naik, para short ini dipaksa membeli kembali saham tersebut dengan harga lebih tinggi untuk menutup posisi. Semakin cepat harga naik, semakin besar kerugian short, dan akhirnya bisa dipaksa menutup posisi karena margin tidak cukup—ini adalah bagian paling menakutkan dari short squeeze.
Ada tiga cara utama melakukan short. Pertama, meminjam saham dari pemegang saham jangka panjang dan menjualnya, lalu membeli kembali saat harga turun dan mengembalikannya ke pemilik saham asli; kedua, melalui kontrak futures, membayar margin tanpa harus memegang saham fisik untuk melakukan short; ketiga, melalui kontrak CFD (Contract for Difference), yang juga menggunakan margin tetapi tanpa perlu transfer saham. Apapun metode yang digunakan, jika harga terus naik, risiko margin tidak cukup dan dipanggil untuk menambah margin atau menutup posisi.
Bagaimana terbentuknya Short Squeeze? Dua titik pemicu utama
Peristiwa GME: Retail investor bersatu melawan Wall Street
September 2020, pengusaha Kanada Ryan Cohen masuk besar-besaran ke dewan direksi GME, sebuah retailer game, mendorong harga saham dari angka satu digit melonjak mendekati 20 dolar. Namun, banyak institusi di Wall Street segera mengeluarkan laporan yang menyatakan GME sangat overvalued dan mulai melakukan short dengan meminjam saham. Skala short bahkan mencapai 140% dari jumlah saham yang beredar—melebihi total saham yang bisa diperdagangkan di pasar.
Berita ini memicu kekacauan di forum Reddit WSb. Dengan semangat nostalgia masa kecil, ratusan ribu retail investor bersatu membeli GME. Pada 13 Januari 2021, harga melonjak 50% menjadi 30 dolar, dan dalam dua minggu kemudian, 28 Januari, harga mencapai puncaknya di 483 dolar. Short dipaksa menutup posisi karena margin tidak cukup, media melaporkan kerugian lebih dari 5 miliar dolar AS. Setelah short squeeze berakhir, harga saham turun kembali lebih dari 80% dari puncaknya.
Peristiwa ini mengguncang pasar keuangan global, dan setelah itu, para pengguna WSb kembali memanipulasi saham-saham dengan posisi short tinggi seperti AMC, Blackberry, dan lain-lain, yang dalam waktu singkat naik tinggi lalu jatuh cepat.
Tesla: Perbaikan fundamental memicu short squeeze alami
Berbeda dengan manipulasi manusia di GME, short squeeze Tesla berasal dari perbaikan fundamental yang nyata. Selama bertahun-tahun, meskipun Tesla adalah pemimpin kendaraan listrik, kerugiannya karena volume penjualan yang kecil membuatnya menjadi salah satu saham dengan short terbesar di pasar.
Hingga 2020, Tesla berbalik laba, berkat pendapatan dari pabrik super di Shanghai, dan harga saham mulai melambung. Dalam setengah tahun, harga naik dari 350 menjadi 2318, dan setelah melakukan split saham, dalam satu tahun harga naik dari lebih dari 400 ke lebih dari seribu. Dalam dua tahun, kenaikan hampir 20 kali lipat, dan investor short mengalami kerugian besar.
Meskipun kenaikan Tesla juga didukung oleh lingkungan QE global setelah pandemi COVID-19, ini tetap merupakan contoh short squeeze yang didorong oleh fundamental.
Bagaimana menghadapi short squeeze? Dua strategi penyelamatan diri
Strategi pertama: Segera cut loss dan keluar
Jika posisi short lebih dari 50% dari jumlah saham yang beredar, meskipun harga masih lemah, sebaiknya segera menutup posisi. Saat ini, perhatikan indikator RSI—ketika RSI berada di antara 50 hingga 80, menunjukkan kekuatan bullish lebih besar dari bearish; ketika RSI di bawah 20, menunjukkan kondisi oversold, pasar sudah tidak rasional lagi dan peluang pembalikan harga meningkat secara signifikan. Bagi short seller, ini adalah sinyal untuk berhenti rugi tepat waktu. Keuntungan kecil dan kerugian kecil lebih baik daripada kehilangan semuanya; yang terpenting adalah tetap hidup dan keluar dari pasar.
Strategi kedua: Ikuti perubahan posisi short
Jika ingin ikut-ikutan dalam short squeeze, harus memantau perubahan posisi short secara ketat. Selama posisi short terus bertambah, bisa mengikuti; tetapi begitu muncul sinyal bahwa posisi short mulai menutup, segera ambil keuntungan dan keluar. Karena pembelian ini bukan karena keyakinan terhadap prospek perusahaan, melainkan karena short dipaksa membeli kembali saham yang mereka naikan—setelah short squeeze berakhir, harga akan jatuh dengan cepat ke level yang wajar.
Bagaimana mencegah risiko short squeeze? Tiga saran
Short squeeze biasanya membutuhkan dua kondisi utama: posisi short yang sangat tinggi dan perhatian pasar yang sangat besar. Oleh karena itu, saat memilih saham untuk short, sebaiknya fokus pada indeks utama atau saham blue chip, karena volume perdagangan yang besar membuat posisi short ekstrem sulit terbentuk dan berbahaya.
Dalam pasar bearish, lebih baik menunggu rebound untuk melakukan short, bukan secara gegabah melakukan short. Selain itu, disarankan menggunakan strategi hedging risiko: membeli saham yang dianggap bagus untuk posisi long, dan melakukan short pada indeks pasar secara bersamaan. Jika proporsi keduanya 1:1, ketika saham individual naik lebih tinggi dari indeks, atau turun lebih kecil dari indeks, investor tetap bisa meraih keuntungan dan menyeimbangkan risiko.
Aturan bertahan dalam kondisi short squeeze
Short selling pada dasarnya seperti merampok bank—tidak peduli berhasil atau tidak, keluar dengan aman adalah yang terpenting. Potensi keuntungan terbesar dari short adalah saat harga saham menjadi nol, tetapi mereka menghadapi mimpi buruk harga saham yang bisa melambung berkali-kali lipat dalam waktu singkat. Ini membuat short menjadi strategi investasi dengan “keuntungan terbatas, risiko tak terbatas.”
Di tengah kondisi seperti kenaikan suku bunga Federal Reserve tahun 2022, perang Rusia-Ukraina, penguncian di China, perang teknologi AS-China dan berbagai black swan lainnya, short squeeze tetap bisa terjadi di mana saja. Investor harus ingat: selain memperhatikan pergerakan pasar, juga harus memperhatikan perubahan fundamental dan informasi saham. Satu berita positif bisa membuat strategi short yang sudah dirancang mati sia-sia. Dalam menghadapi short squeeze, tekad untuk berhenti rugi tepat waktu seringkali lebih berharga daripada mendapatkan keuntungan terakhir.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pergerakan short squeeze yang ganas, mengapa pihak bearish mengalami kerugian yang besar?
Global pasar keuangan berubah dengan cepat, melakukan short dari strategi investasi yang dulu minoritas secara perlahan menjadi topik utama. Tetapi banyak investor short sering kali tanpa diduga mengalami tekanan short squeeze saat meraih keuntungan, dari awalnya mendapatkan uang menjadi kerugian besar dalam sekejap. Lantas, apa sebenarnya yang terjadi?
Esensi dari Short Squeeze: Mimpi buruk dipaksa membeli dengan harga tinggi
Short Squeeze sebenarnya logikanya sangat sederhana: ketika investor short yakin bahwa suatu aset akan turun dan meminjam saham untuk menjualnya, tetapi harga saham justru naik, para short ini dipaksa membeli kembali saham tersebut dengan harga lebih tinggi untuk menutup posisi. Semakin cepat harga naik, semakin besar kerugian short, dan akhirnya bisa dipaksa menutup posisi karena margin tidak cukup—ini adalah bagian paling menakutkan dari short squeeze.
Ada tiga cara utama melakukan short. Pertama, meminjam saham dari pemegang saham jangka panjang dan menjualnya, lalu membeli kembali saat harga turun dan mengembalikannya ke pemilik saham asli; kedua, melalui kontrak futures, membayar margin tanpa harus memegang saham fisik untuk melakukan short; ketiga, melalui kontrak CFD (Contract for Difference), yang juga menggunakan margin tetapi tanpa perlu transfer saham. Apapun metode yang digunakan, jika harga terus naik, risiko margin tidak cukup dan dipanggil untuk menambah margin atau menutup posisi.
Bagaimana terbentuknya Short Squeeze? Dua titik pemicu utama
Peristiwa GME: Retail investor bersatu melawan Wall Street
September 2020, pengusaha Kanada Ryan Cohen masuk besar-besaran ke dewan direksi GME, sebuah retailer game, mendorong harga saham dari angka satu digit melonjak mendekati 20 dolar. Namun, banyak institusi di Wall Street segera mengeluarkan laporan yang menyatakan GME sangat overvalued dan mulai melakukan short dengan meminjam saham. Skala short bahkan mencapai 140% dari jumlah saham yang beredar—melebihi total saham yang bisa diperdagangkan di pasar.
Berita ini memicu kekacauan di forum Reddit WSb. Dengan semangat nostalgia masa kecil, ratusan ribu retail investor bersatu membeli GME. Pada 13 Januari 2021, harga melonjak 50% menjadi 30 dolar, dan dalam dua minggu kemudian, 28 Januari, harga mencapai puncaknya di 483 dolar. Short dipaksa menutup posisi karena margin tidak cukup, media melaporkan kerugian lebih dari 5 miliar dolar AS. Setelah short squeeze berakhir, harga saham turun kembali lebih dari 80% dari puncaknya.
Peristiwa ini mengguncang pasar keuangan global, dan setelah itu, para pengguna WSb kembali memanipulasi saham-saham dengan posisi short tinggi seperti AMC, Blackberry, dan lain-lain, yang dalam waktu singkat naik tinggi lalu jatuh cepat.
Tesla: Perbaikan fundamental memicu short squeeze alami
Berbeda dengan manipulasi manusia di GME, short squeeze Tesla berasal dari perbaikan fundamental yang nyata. Selama bertahun-tahun, meskipun Tesla adalah pemimpin kendaraan listrik, kerugiannya karena volume penjualan yang kecil membuatnya menjadi salah satu saham dengan short terbesar di pasar.
Hingga 2020, Tesla berbalik laba, berkat pendapatan dari pabrik super di Shanghai, dan harga saham mulai melambung. Dalam setengah tahun, harga naik dari 350 menjadi 2318, dan setelah melakukan split saham, dalam satu tahun harga naik dari lebih dari 400 ke lebih dari seribu. Dalam dua tahun, kenaikan hampir 20 kali lipat, dan investor short mengalami kerugian besar.
Meskipun kenaikan Tesla juga didukung oleh lingkungan QE global setelah pandemi COVID-19, ini tetap merupakan contoh short squeeze yang didorong oleh fundamental.
Bagaimana menghadapi short squeeze? Dua strategi penyelamatan diri
Strategi pertama: Segera cut loss dan keluar
Jika posisi short lebih dari 50% dari jumlah saham yang beredar, meskipun harga masih lemah, sebaiknya segera menutup posisi. Saat ini, perhatikan indikator RSI—ketika RSI berada di antara 50 hingga 80, menunjukkan kekuatan bullish lebih besar dari bearish; ketika RSI di bawah 20, menunjukkan kondisi oversold, pasar sudah tidak rasional lagi dan peluang pembalikan harga meningkat secara signifikan. Bagi short seller, ini adalah sinyal untuk berhenti rugi tepat waktu. Keuntungan kecil dan kerugian kecil lebih baik daripada kehilangan semuanya; yang terpenting adalah tetap hidup dan keluar dari pasar.
Strategi kedua: Ikuti perubahan posisi short
Jika ingin ikut-ikutan dalam short squeeze, harus memantau perubahan posisi short secara ketat. Selama posisi short terus bertambah, bisa mengikuti; tetapi begitu muncul sinyal bahwa posisi short mulai menutup, segera ambil keuntungan dan keluar. Karena pembelian ini bukan karena keyakinan terhadap prospek perusahaan, melainkan karena short dipaksa membeli kembali saham yang mereka naikan—setelah short squeeze berakhir, harga akan jatuh dengan cepat ke level yang wajar.
Bagaimana mencegah risiko short squeeze? Tiga saran
Short squeeze biasanya membutuhkan dua kondisi utama: posisi short yang sangat tinggi dan perhatian pasar yang sangat besar. Oleh karena itu, saat memilih saham untuk short, sebaiknya fokus pada indeks utama atau saham blue chip, karena volume perdagangan yang besar membuat posisi short ekstrem sulit terbentuk dan berbahaya.
Dalam pasar bearish, lebih baik menunggu rebound untuk melakukan short, bukan secara gegabah melakukan short. Selain itu, disarankan menggunakan strategi hedging risiko: membeli saham yang dianggap bagus untuk posisi long, dan melakukan short pada indeks pasar secara bersamaan. Jika proporsi keduanya 1:1, ketika saham individual naik lebih tinggi dari indeks, atau turun lebih kecil dari indeks, investor tetap bisa meraih keuntungan dan menyeimbangkan risiko.
Aturan bertahan dalam kondisi short squeeze
Short selling pada dasarnya seperti merampok bank—tidak peduli berhasil atau tidak, keluar dengan aman adalah yang terpenting. Potensi keuntungan terbesar dari short adalah saat harga saham menjadi nol, tetapi mereka menghadapi mimpi buruk harga saham yang bisa melambung berkali-kali lipat dalam waktu singkat. Ini membuat short menjadi strategi investasi dengan “keuntungan terbatas, risiko tak terbatas.”
Di tengah kondisi seperti kenaikan suku bunga Federal Reserve tahun 2022, perang Rusia-Ukraina, penguncian di China, perang teknologi AS-China dan berbagai black swan lainnya, short squeeze tetap bisa terjadi di mana saja. Investor harus ingat: selain memperhatikan pergerakan pasar, juga harus memperhatikan perubahan fundamental dan informasi saham. Satu berita positif bisa membuat strategi short yang sudah dirancang mati sia-sia. Dalam menghadapi short squeeze, tekad untuk berhenti rugi tepat waktu seringkali lebih berharga daripada mendapatkan keuntungan terakhir.