Kapan tren penurunan 10 tahun AUD terhadap USD akan berakhir? Analisis mendalam tentang dilema dan peluang mata uang komoditas

Posisi Memalukan Dolar Australia: Likuiditas Kuat Tapi Sulit Menutupi Kelelahan

USD/AUD adalah salah satu pasangan mata uang paling aktif di dunia, dengan likuiditas yang melimpah dan spread yang rendah, secara teori harusnya menarik banyak investor untuk berpartisipasi. Namun, jika dilihat dalam jangka waktu yang lebih panjang, kinerja dolar Australia selama sepuluh tahun terakhir justru mengecewakan—menunjukkan tren melemah yang jelas, hanya mengalami rebound pada tahap tertentu.

Dolar Australia pernah dipandang pasar sebagai “mata uang berimbal tinggi”, menjadi target umum untuk arbitrase dan aliran modal panas. Tetapi keunggulan ini telah berkurang secara signifikan. Dari level sekitar 1.05 pada awal 2013, AUD terhadap USD telah mengalami depresiasi lebih dari 35% selama sepuluh tahun berikutnya, sementara indeks dolar AS (DXY) justru naik 28.35%. Dibandingkan dengan euro, yen, dan dolar Kanada, tren depresiasi terhadap dolar AS ini menunjukkan bahwa seluruh pasar sedang berada dalam “siklus dolar kuat” yang jelas, dan dolar Australia bukanlah pengecualian, melainkan bagian dari kompetisi mata uang secara menyeluruh yang berakhir dengan kekalahan.

Kelemahan Permintaan Komoditas dan Penyempitan Spread Suku Bunga: Dua Tantangan Utama

Alasan utama di balik kinerja buruk dolar Australia dapat dilihat dari perbandingan tiga periode.

2009-2011, ekonomi China pulih dengan kuat, permintaan bijih besi dan batu bara melonjak, dan suku bunga Australia secara signifikan lebih tinggi dari AS, sehingga AUD/USD sempat mendekati 1.05. Saat itu, dolar Australia adalah mata uang komoditas dan favorit dalam perdagangan spread suku bunga.

2020-2022, pasar komoditas global mengalami bull run, harga bijih besi mencapai rekor tertinggi, dan Reserve Bank of Australia (RBA) memulai siklus kenaikan suku bunga cepat, sehingga AUD sempat menembus 0.80. Dalam periode pandemi ini, performa stabil Australia dalam pengendalian pandemi juga memberikan dukungan tambahan bagi dolar Australia.

2023-2024, ekonomi China melemah, harga bahan mentah berfluktuasi di level tinggi, dan spread suku bunga Australia-AS mulai menyempit, menyebabkan AUD terjebak dalam tren melemah jangka panjang dan sulit memulihkan posisi.

Tanda-tanda perubahan muncul pada 2025. Harga bijih besi dan emas melonjak tajam, ditambah Federal Reserve yang memasuki siklus penurunan suku bunga yang mendorong aliran dana ke aset berisiko, sehingga AUD/USD naik ke 0.6636, dengan kenaikan sekitar 5-7% sepanjang tahun. Namun, dari kerangka waktu yang lebih panjang, rebound ini masih kurang menunjukkan tren yang jelas, lebih mirip pemulihan siklus daripada penguatan struktural.

Mengapa Rebound Selalu Terasa Selangkah Lebih Lambat? Tiga Faktor Penghambat Utama

Meskipun baru-baru ini menunjukkan performa, setiap kali AUD mendekati level tertinggi sebelumnya, tekanan jual pasar meningkat secara signifikan, dan kepercayaan terhadap dolar Australia tetap terbatas. Analisis menunjukkan tiga masalah utama:

Pertama, kebijakan tarif AS mempengaruhi perdagangan global. Penurunan permintaan bahan mentah (logam, energi) langsung melemahkan sifat mata uang komoditas dari dolar Australia. Sebagai negara penghasil sumber daya, Australia tidak bisa berdiri sendiri.

Kedua, spread suku bunga Australia-AS sulit dibalikkan. Meskipun Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan sikap hawkish, mereka tetap tidak mampu bersaing secara nyata dengan Federal Reserve dalam hal suku bunga. Ekonomi domestik Australia tidak cukup kuat, data ekonomi berfluktuasi, dan daya tarik aset relatif lemah.

Ketiga, permintaan eksternal yang lemah. Meski China sesekali melakukan stimulus kebijakan, kekuatan pemulihan ekonomi secara keseluruhan tidak cukup, membatasi permintaan impor dan mempengaruhi pembelian komoditas Australia.

Dari sudut pandang jangka menengah dan panjang, dolar Australia lebih mirip mata uang yang “memiliki rebound, tetapi kurang tren”—lebih dipengaruhi faktor eksternal daripada fundamental internal, yang juga menjelaskan mengapa pasar tetap berhati-hati terhadap dolar Australia.

Tiga Variabel Kunci dalam Mengamati Pergerakan AUD

Untuk menilai apakah AUD memiliki peluang untuk terus menguat di masa depan, investor perlu memantau interaksi dari tiga variabel berikut:

1. Kebijakan suku bunga RBA dan rekonstruksi spread suku bunga

Suku bunga tunai Reserve Bank of Australia (RBA) sekitar 3.60%, dan pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan lagi pada 2026, dengan perkiraan suku bunga tertinggi mencapai 3.85%. Jika inflasi tetap tinggi dan pasar tenaga kerja tetap resilient, sikap hawkish RBA akan membantu AUD membangun kembali keunggulan spread. Sebaliknya, jika ekspektasi kenaikan suku bunga gagal terwujud, daya dukungnya akan berkurang secara signifikan. Selain itu, pergerakan relatif TWD terhadap AUD juga mencerminkan perbedaan kebijakan suku bunga di kawasan, yang patut diperhatikan.

2. Ekonomi China dan harga komoditas utama

Struktur ekspor Australia sangat tergantung pada bijih besi, batu bara, dan energi, sehingga secara esensial AUD tetap merupakan mata uang komoditas. Permintaan dari China adalah variabel paling utama. Ketika aktivitas konstruksi dan manufaktur China meningkat, harga bijih besi cenderung menguat secara bersamaan, dan nilai tukar AUD pun cepat mencerminkan hal tersebut; sebaliknya, jika pemulihan China tidak cukup kuat, meskipun harga komoditas rebound jangka pendek, AUD mudah “menguat lalu kembali turun”.

3. Pergerakan dolar dan sentimen risiko global

Siklus kebijakan Federal Reserve tetap menjadi inti pasar valuta asing global. Dalam lingkungan penurunan suku bunga, pelemahan dolar biasanya menguntungkan mata uang risiko seperti AUD; tetapi jika sentimen risiko meningkat dan dana mengalir kembali ke dolar, AUD meskipun fundamentalnya tidak memburuk, juga berpotensi tertekan. Saat ini, harga energi dan permintaan global masih tidak optimis, dan investor cenderung memegang aset lindung risiko daripada mata uang siklikal.

Agar AUD benar-benar keluar dari tren bullish jangka menengah dan panjang, diperlukan tiga kondisi sekaligus: kebijakan hawkish RBA, peningkatan nyata permintaan China, dan dolar memasuki fase pelemahan struktural. Jika hanya salah satu dari ketiganya terpenuhi, AUD lebih cenderung tetap dalam kisaran fluktuasi dan sulit bergerak secara tren ke atas.

Prospek AUD Tahun 2026 dan Seterusnya: Konsensus dan Perbedaan Pendapat

Berbagai institusi menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam pandangan mereka tentang tren masa depan AUD, mencerminkan ketidakpastian tinggi dalam prediksi.

Optimis berpendapat bahwa Morgan Stanley memperkirakan AUD/USD bisa naik ke 0.72 menjelang akhir tahun, didukung oleh kebijakan hawkish RBA dan kenaikan harga komoditas. Model statistik Traders Union memperkirakan rata-rata sekitar 0.6875 pada akhir 2026 (rentang 0.6738-0.7012), dan naik lagi ke 0.725 pada akhir 2027, menekankan ketahanan pasar tenaga kerja Australia dan pemulihan permintaan komoditas.

Konservatif menunjukkan bahwa UBS berpendapat, meskipun ekonomi Australia resilient, ketidakpastian perdagangan global dan perubahan kebijakan Fed tetap membatasi potensi kenaikan AUD, dengan perkiraan akhir tahun di sekitar 0.68. Tim ekonom Commonwealth Bank of Australia lebih berhati-hati, memperkirakan AUD/USD mencapai puncaknya pada Maret 2026, tetapi kemungkinan kembali turun menjelang akhir tahun.

Netral berpendapat bahwa jika AS menghindari resesi tetapi dolar tetap sangat kuat, AUD sulit menembus resistance di 0.67. Pada paruh pertama 2026, AUD kemungkinan akan berfluktuasi di kisaran 0.68-0.70, dipengaruhi data China dan fluktuasi non-pertanian AS. AUD tidak akan jatuh dalam kejatuhan besar (fundamental Australia stabil, RBA relatif hawkish), tetapi juga sulit mencapai level 1.0 (keunggulan struktural dolar masih ada). Tekanan jangka pendek berasal dari data China, sementara faktor bullish jangka panjang adalah ekspor sumber daya Australia dan siklus komoditas.

Inti Pemahaman Investasi AUD

Sebagai mata uang yang mewakili negara penghasil komoditas, hubungan AUD dengan harga bijih besi, batu bara, tembaga, dan bahan mentah lainnya sangat jelas. Dalam jangka pendek, posisi kebijakan RBA dan kekuatan harga bahan mentah akan menjadi faktor pendukung; dalam jangka menengah dan panjang, perlu waspada terhadap ketidakpastian ekonomi global dan potensi rebound dolar AS, yang akan membatasi ruang kenaikan AUD dan menyebabkan pergerakan yang lebih berombak.

Karena likuiditas tinggi dan pola volatilitas yang teratur, serta karakteristik struktur ekonomi yang jelas, analisis tren jangka menengah dan panjang berdasarkan siklus komoditas dan kebijakan relatif lebih mudah dilakukan. Namun, volatilitas pasar valuta asing yang cepat dan sulit diprediksi secara akurat, sehingga investor harus menggabungkan toleransi risiko dan perencanaan waktu mereka, serta berhati-hati dalam pengambilan keputusan trading AUD.

U-0.1%
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)