Mengapa Aset Lancar Penting dalam Laporan Keuangan
Investor yang fokus mencari nilai perlu belajar cara menganalisis neraca (Balance Sheet) untuk menilai kekuatan keuangan dan potensi pengelolaan bisnis. Salah satu komponen yang sering diabaikan adalah perbedaan antara aset lancar dan aset tidak lancar. Mengklasifikasikan angka-angka ini membantu kita melihat seberapa fleksibel keuangan perusahaan saat menghadapi risiko.
Perbedaan Dasar: Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar
Neraca membagi aset menjadi dua kategori utama, yang masing-masing menceritakan kisah berbeda tentang kondisi perusahaan.
Aset Lancar (Current Asset) berarti sumber daya yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun sejak tanggal laporan. Semakin besar jumlah ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk mengatasi masalah likuiditas. Mencatat dalam bentuk ini berarti bahwa saat terjadi situasi tak terduga seperti gangguan penjualan atau penundaan pembayaran, perusahaan masih dapat menyisihkan kas untuk membayar pinjaman, gaji karyawan, dan pengeluaran lainnya.
Aset Tidak Lancar (Noncurrent Asset) sebaliknya adalah barang atau investasi yang diperkirakan akan dimiliki perusahaan lebih dari satu tahun. Karena aset ini memerlukan waktu lama untuk dikonversi menjadi kas, perusahaan harus bergantung pada sumber dana lain untuk pengeluaran kegiatan operasional harian. Namun, aset ini sangat berharga untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menghasilkan pendapatan jangka panjang.
10 Jenis Aset Tidak Lancar dan Klasifikasinya
Ketika investor memeriksa bagian aset lancar dalam neraca, mereka akan menemukan berbagai item yang masing-masing memiliki karakteristik unik.
1. Kas dan Setara Kas
Kas dianggap sebagai aset dengan tingkat likuiditas tertinggi, dapat digunakan langsung untuk pengeluaran atau pelunasan utang. Meskipun kas tidak memberikan imbal hasil, perusahaan biasanya menyimpannya untuk pengelolaan yang tepat. Menyimpan uang di rekening giro atau tabungan adalah pilihan untuk menyimpan kas, meskipun ada risiko terkait stabilitas lembaga keuangan.
2. Investasi Jangka Pendek
Kadang perusahaan memilih menginvestasikan sebagian kas dalam surat utang, saham, atau instrumen keuangan lain yang dapat dijual dalam satu tahun. Ini adalah salah satu cara menghasilkan imbal hasil dari kas yang tidak digunakan. Meski demikian, investasi ini bisa berisiko.
3. Piutang Dagang
Piutang adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan kepada perusahaan, yang timbul dari pemberian kredit untuk memudahkan transaksi. Uang ini akan menjadi kas saat pelanggan membayar, tetapi ada risiko gagal bayar tergantung pada riwayat pembayaran pelanggan.
4. Wesel Tagih
Surat berharga tertulis yang mencatat pinjaman atau transaksi jual beli dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. Wesel ini mungkin memiliki nilai tambah berupa bunga, tetapi juga berisiko gagal bayar.
5. Persediaan Barang
Barang yang diproduksi atau dibeli perusahaan untuk dijual kembali. Kadang jumlah persediaan yang tinggi menunjukkan masalah penjualan atau pengelolaan persediaan yang tidak efisien. Investor harus memperhatikan tren peningkatan atau penurunan persediaan dari waktu ke waktu.
6. Bahan dan Perlengkapan Kantor
Bahan yang digunakan dalam operasi harian seperti kertas, pena, dan perlengkapan kantor lain yang akan habis dalam waktu dekat.
7. Biaya Dibayar Dimuka
Uang yang dibayar perusahaan di muka untuk layanan atau barang di masa depan, seperti premi asuransi, sewa, atau biaya keanggotaan, sampai layanan tersebut diterima.
8. Pendapatan Diterima Dimuka
Uang yang seharusnya diterima perusahaan tetapi belum diterima karena pengakuan pendapatan dilakukan sesuai prinsip akuntansi. Biasanya akan segera dikonversi menjadi kas.
9. Aset Infrastruktur dan Peralatan
Aset fisik lain yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat, seperti bahan habis pakai yang rusak atau barang yang akan dijual.
10. Aset Tidak Lancar Lainnya yang Diklasifikasikan sebagai Lancar
Beberapa perusahaan mungkin mengklasifikasikan aset tertentu sebagai aset lancar jika diperkirakan akan direalisasikan dalam satu tahun.
Apa yang Dikatakan Laporan Keuangan Melalui Aset Lancar
Jumlah dan komposisi aset lancar memberikan wawasan tentang kemampuan operasional perusahaan. Saat menghadapi situasi sulit seperti pandemi, resesi pasar, atau penghentian penjualan, perusahaan dengan aset lancar yang cukup akan memiliki petunjuk dan alat untuk mengatasi situasi tersebut.
Selain itu, komposisi aset lancar juga menunjukkan kemampuan untuk mengubahnya menjadi kas. Perusahaan yang memiliki aset lancar berupa kas dan wesel tagih cenderung lebih dapat diandalkan dibandingkan yang memiliki piutang besar atau persediaan tinggi, karena penyimpanan uang melibatkan risiko gagal bayar dan perlambatan.
Analisis Apple untuk Memahami Indikasi Aset Lancar
Apple Inc. diakui sebagai salah satu perusahaan dengan likuiditas terkuat di dunia, dan dalam rapat pemegang saham awal tahun 2020, yang merupakan awal dari beberapa proyek, Tim Cook, CEO, menegaskan bahwa likuiditas bukanlah kekhawatiran bagi Apple.
Pada akhir tahun fiskal 2019, tercatat $162,8 miliar aset lancar, termasuk kas dan setara kas (Cash & Cash Equivalents) sebesar $59 miliar dolar
Namun, beberapa tahun kemudian, angka ini mengalami perubahan signifikan. Pada 2020, aset lancar menurun sedikit menjadi $135 miliar dolar, yang bukan sinyal peringatan, tetapi perubahan tersebut patut dicatat. Kas dan setara kas menurun menjadi $48 miliar dolar, turun 46%. Sementara itu, piutang dagang meningkat dari $37 miliar menjadi $60 miliar dolar, naik 62,7%.
Perubahan ini mungkin mencerminkan penyesuaian strategi penagihan atau menandakan tantangan yang meningkat dalam penagihan dari basis pelanggan.
Ringkasan: Menggunakan Data Aset Lancar untuk Pengambilan Keputusan Investasi
Laporan keuangan memberikan gambaran likuiditas jangka pendek melalui angka aset lancar. Namun, perhatian lebih terhadap seluruh komponen sangat penting, tidak hanya jumlah total uang tetapi juga kualitas masing-masing komponen sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk mengubahnya menjadi kas.
Investor yang cermat harus bertanya: Apakah aset ini benar-benar dapat dikonversi menjadi kas? Jika terjadi krisis seperti pembatasan, komponen mana yang memberikan kepercayaan, dan mana yang berisiko? Analisis mendalam ini akan meningkatkan kemampuan Anda dalam mengidentifikasi perusahaan yang memiliki kesiapan keuangan dan mampu bertahan melalui masa sulit. Dengan begitu, Anda akan memiliki data yang cukup untuk membuat keputusan investasi secara bijaksana.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Memahami aset lancar dan aset tidak lancar untuk investasi yang cerdas
Mengapa Aset Lancar Penting dalam Laporan Keuangan
Investor yang fokus mencari nilai perlu belajar cara menganalisis neraca (Balance Sheet) untuk menilai kekuatan keuangan dan potensi pengelolaan bisnis. Salah satu komponen yang sering diabaikan adalah perbedaan antara aset lancar dan aset tidak lancar. Mengklasifikasikan angka-angka ini membantu kita melihat seberapa fleksibel keuangan perusahaan saat menghadapi risiko.
Perbedaan Dasar: Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar
Neraca membagi aset menjadi dua kategori utama, yang masing-masing menceritakan kisah berbeda tentang kondisi perusahaan.
Aset Lancar (Current Asset) berarti sumber daya yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun sejak tanggal laporan. Semakin besar jumlah ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk mengatasi masalah likuiditas. Mencatat dalam bentuk ini berarti bahwa saat terjadi situasi tak terduga seperti gangguan penjualan atau penundaan pembayaran, perusahaan masih dapat menyisihkan kas untuk membayar pinjaman, gaji karyawan, dan pengeluaran lainnya.
Aset Tidak Lancar (Noncurrent Asset) sebaliknya adalah barang atau investasi yang diperkirakan akan dimiliki perusahaan lebih dari satu tahun. Karena aset ini memerlukan waktu lama untuk dikonversi menjadi kas, perusahaan harus bergantung pada sumber dana lain untuk pengeluaran kegiatan operasional harian. Namun, aset ini sangat berharga untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menghasilkan pendapatan jangka panjang.
10 Jenis Aset Tidak Lancar dan Klasifikasinya
Ketika investor memeriksa bagian aset lancar dalam neraca, mereka akan menemukan berbagai item yang masing-masing memiliki karakteristik unik.
1. Kas dan Setara Kas
Kas dianggap sebagai aset dengan tingkat likuiditas tertinggi, dapat digunakan langsung untuk pengeluaran atau pelunasan utang. Meskipun kas tidak memberikan imbal hasil, perusahaan biasanya menyimpannya untuk pengelolaan yang tepat. Menyimpan uang di rekening giro atau tabungan adalah pilihan untuk menyimpan kas, meskipun ada risiko terkait stabilitas lembaga keuangan.
2. Investasi Jangka Pendek
Kadang perusahaan memilih menginvestasikan sebagian kas dalam surat utang, saham, atau instrumen keuangan lain yang dapat dijual dalam satu tahun. Ini adalah salah satu cara menghasilkan imbal hasil dari kas yang tidak digunakan. Meski demikian, investasi ini bisa berisiko.
3. Piutang Dagang
Piutang adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan kepada perusahaan, yang timbul dari pemberian kredit untuk memudahkan transaksi. Uang ini akan menjadi kas saat pelanggan membayar, tetapi ada risiko gagal bayar tergantung pada riwayat pembayaran pelanggan.
4. Wesel Tagih
Surat berharga tertulis yang mencatat pinjaman atau transaksi jual beli dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. Wesel ini mungkin memiliki nilai tambah berupa bunga, tetapi juga berisiko gagal bayar.
5. Persediaan Barang
Barang yang diproduksi atau dibeli perusahaan untuk dijual kembali. Kadang jumlah persediaan yang tinggi menunjukkan masalah penjualan atau pengelolaan persediaan yang tidak efisien. Investor harus memperhatikan tren peningkatan atau penurunan persediaan dari waktu ke waktu.
6. Bahan dan Perlengkapan Kantor
Bahan yang digunakan dalam operasi harian seperti kertas, pena, dan perlengkapan kantor lain yang akan habis dalam waktu dekat.
7. Biaya Dibayar Dimuka
Uang yang dibayar perusahaan di muka untuk layanan atau barang di masa depan, seperti premi asuransi, sewa, atau biaya keanggotaan, sampai layanan tersebut diterima.
8. Pendapatan Diterima Dimuka
Uang yang seharusnya diterima perusahaan tetapi belum diterima karena pengakuan pendapatan dilakukan sesuai prinsip akuntansi. Biasanya akan segera dikonversi menjadi kas.
9. Aset Infrastruktur dan Peralatan
Aset fisik lain yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat, seperti bahan habis pakai yang rusak atau barang yang akan dijual.
10. Aset Tidak Lancar Lainnya yang Diklasifikasikan sebagai Lancar
Beberapa perusahaan mungkin mengklasifikasikan aset tertentu sebagai aset lancar jika diperkirakan akan direalisasikan dalam satu tahun.
Apa yang Dikatakan Laporan Keuangan Melalui Aset Lancar
Jumlah dan komposisi aset lancar memberikan wawasan tentang kemampuan operasional perusahaan. Saat menghadapi situasi sulit seperti pandemi, resesi pasar, atau penghentian penjualan, perusahaan dengan aset lancar yang cukup akan memiliki petunjuk dan alat untuk mengatasi situasi tersebut.
Selain itu, komposisi aset lancar juga menunjukkan kemampuan untuk mengubahnya menjadi kas. Perusahaan yang memiliki aset lancar berupa kas dan wesel tagih cenderung lebih dapat diandalkan dibandingkan yang memiliki piutang besar atau persediaan tinggi, karena penyimpanan uang melibatkan risiko gagal bayar dan perlambatan.
Analisis Apple untuk Memahami Indikasi Aset Lancar
Apple Inc. diakui sebagai salah satu perusahaan dengan likuiditas terkuat di dunia, dan dalam rapat pemegang saham awal tahun 2020, yang merupakan awal dari beberapa proyek, Tim Cook, CEO, menegaskan bahwa likuiditas bukanlah kekhawatiran bagi Apple.
Pada akhir tahun fiskal 2019, tercatat $162,8 miliar aset lancar, termasuk kas dan setara kas (Cash & Cash Equivalents) sebesar $59 miliar dolar
Namun, beberapa tahun kemudian, angka ini mengalami perubahan signifikan. Pada 2020, aset lancar menurun sedikit menjadi $135 miliar dolar, yang bukan sinyal peringatan, tetapi perubahan tersebut patut dicatat. Kas dan setara kas menurun menjadi $48 miliar dolar, turun 46%. Sementara itu, piutang dagang meningkat dari $37 miliar menjadi $60 miliar dolar, naik 62,7%.
Perubahan ini mungkin mencerminkan penyesuaian strategi penagihan atau menandakan tantangan yang meningkat dalam penagihan dari basis pelanggan.
Ringkasan: Menggunakan Data Aset Lancar untuk Pengambilan Keputusan Investasi
Laporan keuangan memberikan gambaran likuiditas jangka pendek melalui angka aset lancar. Namun, perhatian lebih terhadap seluruh komponen sangat penting, tidak hanya jumlah total uang tetapi juga kualitas masing-masing komponen sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk mengubahnya menjadi kas.
Investor yang cermat harus bertanya: Apakah aset ini benar-benar dapat dikonversi menjadi kas? Jika terjadi krisis seperti pembatasan, komponen mana yang memberikan kepercayaan, dan mana yang berisiko? Analisis mendalam ini akan meningkatkan kemampuan Anda dalam mengidentifikasi perusahaan yang memiliki kesiapan keuangan dan mampu bertahan melalui masa sulit. Dengan begitu, Anda akan memiliki data yang cukup untuk membuat keputusan investasi secara bijaksana.