Beberapa bulan terakhir, yuan menunjukkan tren apresiasi yang melebihi ekspektasi, dan pasar secara umum menganggap ini bukan sekadar lonjakan teknis, melainkan penyesuaian strategis dari kebijakan China. Hingga 26 November, dolar AS terhadap yuan onshore turun ke 7.0824, sementara dolar AS terhadap yuan offshore bahkan turun ke 7.0779, mencapai level terendah dalam lebih dari satu tahun. Pada saat yang sama, Indeks Nilai Tukar RMB CFETS mencapai 98.22, menyentuh titik tertinggi dalam tahun ini.
Panduan Presisi Bank Sentral, Logika Kebijakan di Balik Stabilitas Penguatan Yuan
Daya dorong penguatan yuan berasal dari dua aspek: Federal Reserve yang memasuki siklus penurunan suku bunga yang melepaskan likuiditas, dan Bank Sentral China yang melalui penetapan kurs tengah harian (mengizinkan fluktuasi sebesar 2% di atas dan di bawah kurs tengah) secara terus-menerus mengarahkan ekspektasi pasar. Lebih menarik lagi, bank milik negara sering kali masuk ke pasar valuta asing dengan membeli dolar AS untuk menstabilkan fluktuasi nilai tukar, memastikan proses penguatan berjalan lancar dan tertib.
Pendekatan ini mirip dengan strategi yuan yang menolak devaluasi kompetitif selama Krisis Keuangan Asia 1998. Kelvin Lam, ekonom senior Pantheon Macroeconomics, menunjukkan bahwa dari sudut pandang strategi, China jelas menunjukkan stabilitas yuan untuk memperkuat reputasi internasionalnya, dan membangun fondasi untuk posisi mata uang internasional jangka panjang.
Sebagai perbandingan, selama ketegangan perdagangan China-AS pada 2018, yuan mengalami tekanan devaluasi, dengan penurunan hampir 5% sepanjang tahun. Sementara itu, hingga saat ini di 2025, yuan telah menguat hampir 3%, menunjukkan tren yang sepenuhnya berlawanan. Kiyong Seong, kepala strategi makro Asia di Société Générale, berpendapat bahwa di tengah volatilitas pasar global, kemampuan yuan untuk tetap menunjukkan ketahanan dan stabilitas ini memberikan bukti pasar yang paling kuat untuk mendorong internasionalisasi yuan.
Posisi Internasional Melonjak, Volume Perdagangan Valuta Asing Mencapai Rekor
Data terbaru dari Bank Pembayaran Internasional (BIS) memberikan dukungan kuat. Sejak survei terakhir pada 2022, volume perdagangan harian dolar AS terhadap yuan telah meningkat hampir 60%, mencapai 7.810 miliar dolar AS, mewakili lebih dari 8% dari total volume perdagangan valuta asing harian global. Ini menunjukkan semakin banyak pelaku pasar internasional yang mencari peluang dalam perdagangan yuan. Sebaliknya, mata uang non-dolar lainnya seperti dolar Australia juga terlibat, tetapi aktivitas perdagangan yuan jelas lebih aktif.
Prediksi Goldman Sachs: Ruang Penguatan Yuan Terus Tersedia
Tim analisis Goldman Sachs berdasarkan penilaian terhadap sikap kebijakan bank sentral memperkirakan bahwa nilai tukar akan mencapai 1 dolar AS = 7 yuan sebelum akhir tahun, dan kemudian terus menguat hingga 6.85 yuan pada 2026. Logika di balik prediksi ini sangat jelas: pengakuan terhadap sikap positif bank sentral terhadap penguatan yuan menunjukkan bahwa kebijakan moneter secara keseluruhan condong mendukung tren penguatan.
Yang lebih penting, Goldman Sachs berpendapat bahwa internasionalisasi yuan telah menjadi prioritas kebijakan yang jelas dari pemerintah China, dan dalam beberapa tahun ke depan diharapkan akan mengalami percepatan signifikan. Ini tidak hanya menyangkut tingkat nilai tukar, tetapi juga transformasi fundamental posisi yuan dalam sistem cadangan devisa global. Faktor ekonomi dan non-ekonomi bersama-sama mendorong terwujudnya perubahan ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Daya Baru Internasionalisasi Renminbi: Kebijakan Stabil Bank Sentral Melindungi, Goldman Sachs Perkirakan Akan Naik Menjadi 6.85 Pada 2026
Beberapa bulan terakhir, yuan menunjukkan tren apresiasi yang melebihi ekspektasi, dan pasar secara umum menganggap ini bukan sekadar lonjakan teknis, melainkan penyesuaian strategis dari kebijakan China. Hingga 26 November, dolar AS terhadap yuan onshore turun ke 7.0824, sementara dolar AS terhadap yuan offshore bahkan turun ke 7.0779, mencapai level terendah dalam lebih dari satu tahun. Pada saat yang sama, Indeks Nilai Tukar RMB CFETS mencapai 98.22, menyentuh titik tertinggi dalam tahun ini.
Panduan Presisi Bank Sentral, Logika Kebijakan di Balik Stabilitas Penguatan Yuan
Daya dorong penguatan yuan berasal dari dua aspek: Federal Reserve yang memasuki siklus penurunan suku bunga yang melepaskan likuiditas, dan Bank Sentral China yang melalui penetapan kurs tengah harian (mengizinkan fluktuasi sebesar 2% di atas dan di bawah kurs tengah) secara terus-menerus mengarahkan ekspektasi pasar. Lebih menarik lagi, bank milik negara sering kali masuk ke pasar valuta asing dengan membeli dolar AS untuk menstabilkan fluktuasi nilai tukar, memastikan proses penguatan berjalan lancar dan tertib.
Pendekatan ini mirip dengan strategi yuan yang menolak devaluasi kompetitif selama Krisis Keuangan Asia 1998. Kelvin Lam, ekonom senior Pantheon Macroeconomics, menunjukkan bahwa dari sudut pandang strategi, China jelas menunjukkan stabilitas yuan untuk memperkuat reputasi internasionalnya, dan membangun fondasi untuk posisi mata uang internasional jangka panjang.
Perbandingan Sejarah: Penguatan 2025 Melampaui Ekspektasi
Sebagai perbandingan, selama ketegangan perdagangan China-AS pada 2018, yuan mengalami tekanan devaluasi, dengan penurunan hampir 5% sepanjang tahun. Sementara itu, hingga saat ini di 2025, yuan telah menguat hampir 3%, menunjukkan tren yang sepenuhnya berlawanan. Kiyong Seong, kepala strategi makro Asia di Société Générale, berpendapat bahwa di tengah volatilitas pasar global, kemampuan yuan untuk tetap menunjukkan ketahanan dan stabilitas ini memberikan bukti pasar yang paling kuat untuk mendorong internasionalisasi yuan.
Posisi Internasional Melonjak, Volume Perdagangan Valuta Asing Mencapai Rekor
Data terbaru dari Bank Pembayaran Internasional (BIS) memberikan dukungan kuat. Sejak survei terakhir pada 2022, volume perdagangan harian dolar AS terhadap yuan telah meningkat hampir 60%, mencapai 7.810 miliar dolar AS, mewakili lebih dari 8% dari total volume perdagangan valuta asing harian global. Ini menunjukkan semakin banyak pelaku pasar internasional yang mencari peluang dalam perdagangan yuan. Sebaliknya, mata uang non-dolar lainnya seperti dolar Australia juga terlibat, tetapi aktivitas perdagangan yuan jelas lebih aktif.
Prediksi Goldman Sachs: Ruang Penguatan Yuan Terus Tersedia
Tim analisis Goldman Sachs berdasarkan penilaian terhadap sikap kebijakan bank sentral memperkirakan bahwa nilai tukar akan mencapai 1 dolar AS = 7 yuan sebelum akhir tahun, dan kemudian terus menguat hingga 6.85 yuan pada 2026. Logika di balik prediksi ini sangat jelas: pengakuan terhadap sikap positif bank sentral terhadap penguatan yuan menunjukkan bahwa kebijakan moneter secara keseluruhan condong mendukung tren penguatan.
Yang lebih penting, Goldman Sachs berpendapat bahwa internasionalisasi yuan telah menjadi prioritas kebijakan yang jelas dari pemerintah China, dan dalam beberapa tahun ke depan diharapkan akan mengalami percepatan signifikan. Ini tidak hanya menyangkut tingkat nilai tukar, tetapi juga transformasi fundamental posisi yuan dalam sistem cadangan devisa global. Faktor ekonomi dan non-ekonomi bersama-sama mendorong terwujudnya perubahan ini.