Ada seorang profesional berpengalaman di industri kripto baru-baru ini mengungkapkan pandangannya tentang ekosistem kripto di salah satu negara di Asia Selatan, dan pendapatnya cukup menarik. Dia berpendapat bahwa jika negara ini dapat mempercepat regulasi dan penerapan kripto, sangat mungkin pada tahun 2030 menjadi pemimpin global di bidang aset digital.

Kondisi negara ini saat ini memang cukup baik—struktur penduduk muda, tingkat adopsi teknologi yang tinggi. Yang penting adalah kepemimpinan yang memiliki pemahaman strategis yang jelas dan kemampuan eksekusi yang efisien, hal ini jarang ditemukan di negara manapun. Menurutnya, jika kecepatan ini dipertahankan, dalam lima tahun negara ini bisa menjadi pemain besar di dunia kripto global.

Sepanjang tahun lalu, negara ini juga aktif melakukan berbagai langkah. Membentuk lembaga pengawas aset virtual, mengundang beberapa bursa kripto terkemuka untuk beroperasi secara lokal, serta sedang membangun cadangan Bitcoin, dan juga mengeksplorasi tokenisasi aset nyata di atas blockchain—semua langkah ini bertujuan untuk menarik modal internasional dan meningkatkan likuiditas pasar.

Yang paling menarik adalah pandangannya tentang tokenisasi aset. Ketika ditanya bagaimana jika pasar saham negara ini di-tokenisasi, dia langsung membalas, "Negara mana yang tidak ingin investor global membeli saham mereka?" Maksudnya adalah, melalui tokenisasi di blockchain, aset keuangan tradisional dapat di-globalisasi, ini adalah situasi yang saling menguntungkan. Saat ini dia juga menjabat sebagai penasihat strategis di komite kripto negara tersebut.

Keseluruhan rangkaian logika ini sebenarnya mencerminkan tren besar—sistem keuangan tradisional sedang didefinisikan ulang melalui digitalisasi, dan negara serta wilayah yang berani merangkul perubahan ini serta mampu melakukan eksekusi cepat, memang akan mendapatkan keuntungan awal.