Pada tengah malam, saya menyelesaikan surat saham terkenal itu. 19,9% tingkat pengembalian tahunan selama 60 tahun, dari bengkel tekstil hingga kekaisaran AS bernilai triliunan—ini adalah kisah yang cukup legendaris. Tapi saat saya menutup dokumen itu, muncul satu pertanyaan di pikiran: berapa lama lagi sistem penilaian yang didasarkan pada audit laporan keuangan, peringkat kredit, dan jaminan terpusat ini akan bertahan di era di mana AI bisa dengan bebas menghasilkan data, dan informasi di blockchain mengalir lintas domain?

Pikirkan baik-baik, kemampuan inti Buffett adalah sebuah keterampilan: mengenali nilai sejati. Dia membaca laporan keuangan, menilai manajemen, dan mengkaji keunggulan kompetitif—metode ini efektif karena informasinya relatif dapat dipercaya, dan jaminan institusional juga andal. Tapi sekarang? Kita telah memasuki dunia baru di mana konten dapat dihasilkan di mana saja, data mengalir secara global secara real-time, dan aset berpindah lintas chain. Sistem referensi yang dulu membantu kita menilai "apakah ini nyata atau gelembung" mulai goyah.

Ini membuat saya teringat pada jalur oracle yang baru-baru ini saya teliti, terutama proyek-proyek yang berusaha membangun mekanisme verifikasi data di blockchain. Banyak orang menganggap oracle sebagai komponen teknologi semata, tetapi semakin dalam kita melihat, semakin kita merasa bahwa mereka sedang membangun kembali "lapisan kebenaran" untuk era digital. Menggunakan kode dan jaringan desentralisasi untuk membangun fondasi data yang dapat diverifikasi, tahan terhadap manipulasi, dan diperbarui secara real-time—ini sebenarnya adalah logika dasar dari penemuan nilai di masa depan.

Nilai dari token tata kelola seperti AT, pada akhirnya, terikat pada "produksi dan verifikasi data yang dapat dipercaya." Di era di mana informasi melimpah tetapi kepercayaan langka, inilah yang benar-benar langka.