Mengapa banyak orang meremehkan daya tahan TRX?

Pertama, lihat satu poin yang paling sering diabaikan: kapitalisasi pasar TRX meningkat, tetapi indikator jaringan tidak pernah tertinggal.

Baik itu: skala staking, pembakaran nyata, efisiensi pembakaran, tekanan pasokan bersih, indikator-indikator ini secara jangka panjang selalu berada dalam kisaran yang relatif stabil, bahkan terus membaik.

Dengan kata lain, TRX berjalan bersamaan dalam tiga garis: harga, penggunaan, dan pembakaran.

Kamu akan menemukan sebuah fenomena: setiap kali terjadi fluktuasi harga besar pada TRX, hampir selalu ada banyak token yang dikunci dalam staking.

Apa artinya ini? Tekanan jual terserap, jumlah token yang beredar berkurang, keamanan jaringan malah menjadi lebih kuat.

Banyak blockchain publik mengikuti pola “naik saat membuka kunci, turun saat menjual,”
TRX justru sebaliknya: semakin aktif, semakin banyak yang dikunci.

Pembakaran bukan sekadar slogan, melainkan hasil jangka panjang, terlihat sangat fluktuatif, tetapi tren-nya sangat jelas, secara jangka panjang menekan pasokan ke bawah.

Ini bukan narasi deflasi sekali jalan, melainkan:
1 / Transfer digunakan lebih banyak → biaya transaksi meningkat
2 / Biaya transaksi meningkat → pembakaran meningkat
3 / Pembakaran meningkat → tekanan pasokan terus menurun

Jadi kamu akan melihat, meskipun kapitalisasi pasar meningkat, tekanan pasokan bersih tetap terkendali.

Selain itu, karakteristik TRX adalah: retracement dangkal, volatilitas terkendali, indikator jaringan lebih stabil daripada harga.

Jika kamu hanya melihat garis K, TRX mungkin tidak cukup menarik;
tapi jika kamu gabungkan kapitalisasi pasar, staking, pembakaran, tekanan pasokan, kamu akan menyadari:

TRX lebih mirip infrastruktur keuangan yang berjalan dalam jangka panjang, bukan sekadar token dalam satu gelombang pasar.

Aset seperti ini biasanya tidak langsung dipahami saat sedang panas,
tapi seringkali secara perlahan memberikan jawaban seiring waktu.

@justinsuntron @trondao #TRONEcoStar